Definition of Something on Music

Selasa, 06 Maret 2012

The Future of Album Art

Perkembangan zaman pada saat ini menuntut para pelaku industri musik untuk lebih kreatif dalam mengerjakan sebuah proyek musik. Tidak hanya dari segi musikalitasnya saja, namun juga dari desain album art, karena seorang konsumen yang belum mengetahui musik apa yang akan ia beli, biasanya menurut pengalaman saya akan melihat penampilan luar dari album tersebut. Disinilah peran album art menjadi sangat penting. Hal ini telah ditunjukkan oleh Alex Steinweiss yang merupakan pelopor pembuatan album art dunia. Penjualan album-album koleksi Beethoven mampu terjual hingga 800% saat mempunyai album art sebagai cover daripada saat masih polos tanpa album art. 
 Album art Beethoven  pada tahu 1940-an yang terjual 800% dari sebelumnya
Ukuran album art pun mengalami perubahan seiring bentuk rekaman yang digunakan. Pada saat musik pertama direkam menggunakan piringan hitam, ukuran album art pada saat itu ialah 10" dan 12". Namun saat ini, seiring musik diproduksi dan direkam dengan berbagai media, album art pun turut menyesuaikan. Dimulai dari seukuran kaset, CD ataupun DVD. Bahkan saat ini album art pun dapat berupa visualisasi digital bila file musik yang dimainkan berasal dari internet yang kamu download. Bahkan bila file yang kamu download tak disertai album art, kamu dapat mendownloadnya secara manual di internet dan memasangnya di music player yang biasa kamu mainkan.

Boogie Woogie, 78 rpm album Columbia
Album art Boogie Woogie th '40 oleh A. Steinweiss
Hingga pada saat ini, saat semakin banyak sesuatu yang telah dikonversikan ke dalam bentuk digital, banyak orang mulai  memperdebatkan tentang keberlangsungan sebuah album art yang berada pada cover setiap album rekaman, terutama para desainer. Memang, berdasarkan historynya, album cover selalu mengalami perubahan bentuk secara berkala. Dimulai dari piringan hitam, lalu kaset, lalu CD, kemudian DVD, sampai akhirnya ke bentuk yang lebih kecil lagi dan jauh lebih sederhana, yaitu bentuk digital. Menurut pendapat beberapa desainer album art, suatu saat  nanti album cover akan mati dan hilang karena semakin banyaknya rekaman yang diproduksi dengan bentuk digital, yang dengan mudah dapat di download di internet. Meskipun rekaman digital itu disertai gambar visual atau thumbnail, seringkali gambar itu menghilang pada saat musik itu kamu unduh. 

Namun beberapa kalangan desainer juga berpendapat bahwa perkembangan album cover tak akan pernah mati tetapi hanya turut berubah sesuai media rekaman nantinya yang akan berkembang. Hal itu dapat disebabkan karena kebutuhan para grup dan musisi serta label rekaman untuk menunjukkan identitas mereka sebagai musisi dan untuk mendukung karya musik yang dibawakan serta untuk mewujudkan visi kreatif mereka. Mungkin karena itu, para desainer terlebih lagi desainer album art tengah berusaha untuk mengangkat lagi album art untuk cover album musik sebagai bentuk karya seni. Para desainer ini bereksperimen dengan berbagai sarana atau cara baru dan membuat ide untuk menciptakan kembali album cover pada era yang serba digital ini.


Album art Zero "Yeah Yeah Yeahs", mempunyai ide yang kreatif
Harapan para desainer ini disambut baik oleh perusahaan software dan hardware terkenal dunia, Apple. Apple mengeluarkan produknya dalam bentuk iTunes LP, sebuah music player terkenal perusahaan ini pada tanggal 9-9-2009 dalam bentuk album cover yang interaktif. Pengguna dapat melihat lirik serta karya seni dalam sebuah album yang dapat berpindah dari komputer maupun iPod. Selain Apple, Warner Music Group juga turut berkontribusi untuk mewujudkan harapan desainer dan para penikmat music dunia akan karya seni ini dengan membuat Wamo, dimana para pengguna handphone diberikan album digitaldengan nada dering, video, lagu dan wawancara artis.

Lalu setelah karya seni digital ini diputar pada komputer dan alat portable lainnya, di masa yang akan datang mungkin alat-alat lain seperti Nintendo Wii, Playstation 3, dan Xbox 360 akan ikut serta dalam mengembangkan album art. Kelangsungan perkembangan album art ini abergantung pada format digital yang juga akan dikembangkan untuk memutar musik nantinya. Bila format digital ini terus dikembangkan, maka standar baru untuk memutar musik dan album art digital pun akan timbul dalam bentuk baru suatu saat nanti. Selain itu, masih banyak para penikmat musik dari beberapa kalangan yan g lebih menyukai album art dalam ukuran yang sebenarnya, yang diperuntukkan piringan hitam, karena piringan hitam menawarkan hal lain yang format-format lain tidak memilikinya, yaitu prestise atau kebanggan pribadi. karena album art pada format ini mewakili aspek-aspek kehidupan pada pertengahan abad 20 dimana menjadi awal perkembangan album cover yang polos menjadi album cover yang memilki nilai seni yang disebut album art..

Alex Steinweiss, desainer yang dikenal sebagai pelopor pembuatan album art
Album Art pada era piringan hitam bahkan turut mempengaruhi gaya hidup, nilai sosial, dan perkembangan trend, sehingga album art nya mempunyai nilai historis dan keunikan tersendiri. Bukan hanya bagi merekan yang tinggal pada zaman itu, namun juga mereka yang tinggal di masa ini, di era digital, dimana untuk mendapatkan musik dan album art sangat mudah. Bagi mereka yang hidup pada era digital, mempunyai album art pada format piringan hitam juga merupakan bentuk apresiasi musik.

Sehingga sampai kapanpun, kedudukan album art pada cover sebuah album musik tak akan pernah mati karena benda-benda seperti ini dapat menjadi barang koleksi pribadi yang mempunyai nilai seni dan historis yang tinggi.



Referensi : Dari berbagai sumber

Minggu, 04 Maret 2012

Album Art, What is mean ? How the history?

Album Art Pink Floyd "Dark Side of the Moon"
www.smashingmagazine.com
Pernahkah kamu melihat sebuah gambar seperti diatas dengan skala yang lebih kecil ketika sedang memutar lagu pada ipod atau komputer? Itu adalah sebuah album art. Album art biasanya terdapat pada cover sebuah album yang berisi cd, dvd, piringan hitam, atau bahkan kaset. Album art saat ini berarti sebuah gambar yang merepresentasikan bentuk digital dari sebuah album atau lagu pada album tersebut atau bahkan dari musisinya.

Pada awalnya, sekitar awal abad 20 cover sebuah album tidak berisi sebuah Album art, namun hanya berisi informasi dasar yang diperlukan konsumen agar membeli album tersebut. Informasi-informasi itu biasanya mengenai  nama grup atau musisi, judul album, dan penghargaan apa saja yang telah diraih oleh grup atau musisi tersebut yang diletakkan pada cover depan. Sedangkan pada cover belakang berisi playlist yang ada di album tersebut serta durasinya, nama anggota grup, dan kredit bagi mereka yang telah membantu dalam komposisi dan bidang teknis lainnya. Dan apabila kamu mencari sebuah album di rak yang disusun berjajar pada toko musik, kamu akan mendapatkan sebuah bagian yang masih pada album cover, yang saya sebut bagian "tipis". Bagian ini biasanya berisi  nomor katalog, judul album, nama grup atau musisi, label rekaman, dan tanggal. Pada masa ini, album cover difungsikan hanya untuk melindungi piringan dari debu, kotoran, dan goresan-goresan lainnya.

Namun seiring berkembangnya zaman dan kreativitas manusia, sekitar pada pertengahan abad 20, para pekerja dunia musik mulai memproduksi album dengan cover yang berbeda dari sebelumnya. Album cover pada masa ini menunjukkan foto dari musisi atau artis tersebut, judul album, atau visualisasi lain yang menarik. Saat itu para pelaku industri musik telah menyadari album cover tak hanya berfungsi melindungi piringan di dalamnya, tapi bisa juga untuk mengkomunikasikan visi dan identitas yang diinginkan oleh artis rekaman maupun label rekamannya, dan juga untuk menunjukkan segi artistik dari sebuah album dan mewakili suasana dari album tersebut walaupun dengan media yang terbatas saat itu.

Contoh album cover untuk piringan hitam 
http://id.wikipedia.org/wiki/Album_cover


Tapi sebenarnya, penggunaan fungsi album art sebagai bentuk apresiasi seni  sudah dimulai paa tahun 1939 ketika perusahaan rekaman Columbia mempekerjakan Alex Steinweis, seorang graphic designer, sebagai art director pertamanya. Steinweiss menghasilkan album cover pertamanya untuk sebuah grup orchestra bernama  Rodgers & Hart, the Imperial Orchestra dalam album yang berjudul Smash Songs.



Album cover modern pertama yang diciptakan oleh Alex Steinweiss
untuk perusahaan rekaman Columbia (1939)

http://id.wikipedia.org/wiki/Album_cover 
Sukses dengan desain album cover pertamanya, Steinweiss pun diakui sebagai orang yang memperkenalkan desain kemasan album modern yang masih berlaku sampai saat ini, karena memunculkan ide untuk mengganti label standar dari album cover dengan karya seni yang orisinil. Sehingga pada saat itu penggunaan album cover sebagai karya seni biasa disebut album art. Kesuksesannya pun diikuti oleh graphic designer lainnya. Mereka ikut-ikutan mendesain album art artis rekaman saat itu dan mendapat perhatian publik dalam waktu singkat. Bahkan Steinweiss juga pernah membuat album art untuk koleksi album Beethoven, yang mampu terjual 800% lebih baik dibanding edisi sebelumnya yang mempunyai cover polos. Hal ini makin menunjukkan pembuatan desain album menjadi bagian tak terpisahkan bagi produksi sebuah album agar dapat mengkomunikasikan isi dari lagu-lagu di dalamnya.

Namun dalam proses pembuatannya dibutuhkan waktu yang cukup lama karena butuh kesepakatan dari sang graphic designer dan juga artis rekaman beserta label rekamannya. Sehingga fungsi Album cover pun menjadi sama krusialnya dengan video klip, serta lagu itu sendiri.


Album Art Madonna "Celebration"
kitkatsphotography.blogspot.com
Album Art Heartless Bastards "The Mountain"
www.themusicologists.com 
Referensi : Dari berbagai Sumber